Di sini sekarang saya ingin
bercerita mengapa saya memutuskan membanting stir dari kebiasaan keluarga dan
teman-teman di sekitar saya yaitu untuk berwirausaha. Sebelumnya saya tidak
pernah berpikir untuk benar-benar berwirausaha, tetapi membayangkan untuk membuka
usaha sih sering. Dulu saya memiliki impian memiliki usaha di bidang olahraga. Membuat
suatu kawasan olahraga terbesar di dunia meliputi semua cabang olahraga
termasuk kasti. Olahraga kegemaran saya sewaktu SD.
Jalan yang menjadikan saya
seorang wirausaha, sangatlah berjalan lancar. Semua berawal dari kegemaran saya
berolahraga.
Memang
kata orang di mana kita sering berada, maka di situ lah sumber mata pencaharian
kita berasal, selain dipertemukan dengan jodoh juga. Emmm, bener ga yah!! Untuk
sumber mata pencaharian saya sudah merasakannya, entahlah dengan jodoh. Memang saya
mengharapkan demikian. Hahaha. Kembali ke masalah wirausaha.
Olahraga
merupakan kebutuhan bagi saya, hampir menyamai kebutuhan primer. Terkadang saya
memilih untuk menyisihkan uang saya untuk menyewa lapangan dan membeli peralatan
olahraga dibandingkan membeli makanan ataupun pakaian. Terdengar berlebihan
memang, tapi begitulah saya.
Berawal dari
diadakannya perlombaan bulutangkis di Program Studi Silvikultur kelas Pasca Sarjana
(S2) kehutanan IPB. Saya memang tidak terdaftar sebagai salah satu diantara
mereka, tetapi terkait dengan undangan teman saya Desti menyebabkan saya ikut
serta dalam event tersebut. Desti
merupakan teman seperjuangan saya semenjak SMA kelas 2 sampai lulus S1. Dia
juga merupakan patner saya dalam bermain bulutangkis. Terlepas dari hal
tersebut, di sana lah saya dipertemukan dan diperkenalkan kepada seorang
sahabat karip S2 desti yang bernama mba Rida. Siapakah dia? Dan apa hubungannya
dengan wirausaha yang saya jalani sekarang.
Sebelum event tersebut, saya sering
bercakap-cakap dengan Desti tentang keinginan saya untuk berwirausaha. Dengan sangat
kebetulan mba Rida juga menyatakan hal yang sama kepada Desti. Dia menceritakan
kepada mba Rida tentang niat saya tersebut. Setelah dipertemukan dalam event tersebut, percakapan tentang ingin
membuat persemaian pun berlanjut terus dan pertemuan kami semakin sering
terjadi, terutama di lapangan bulutangkis. Mba Rida mengajak saja bermain
bulutangkis dengan teman-temannya seperti Mas Mugni dan teman-teman S2 lainnya.
Dia memberitahukan bahwa ada yang jago bermain bulutangkis tapi tidak pernah datang
pada saat saya datang. Sungguh kami sangat tidak berjodoh, namanya adalah bang
Ben.
to be continued..
to be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar